BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Al-Quran adalah sumber ajaran Islam. Kitab suci itu menempati posisi sentral, bukan
saja dalam perkembangannya ilmu-ilmu ke-Islaman, tetapi juga merupakan inspirator,
pemandu dan pemadu gerakan-gerakan umat Islam sepanjang 14 abad sejarah pergerakan
umat ini.
Al-Quran bagaikan samudra yang tidak pernah kering airnya, gelombangnya tidak
pernah reda, kekayaan dan hazanah yang dikandungnya tidak pernah habis, dapat di layari
dan diselami dengan berbagai cara, dan memberikan manfaat dan dampak yang luar biasa
bagi kehidupan umat manusia. Dalam kedudukannya sebagai kitab suci (Scripture) dan
mu‟jizat bagi kaum muslimin, Al-Quran merupakan sumber keamanan, sumber motivasi dan
inspirasi, sumber nilai dan sumber dari segala sumber hukum yang tidak pernah kering atau
jenuh bagi yang mengimaninya. Di dalamnya (Al-Quran) terdapat dokumen historis yang
merekam kondisi sosio ekonomis, religius, ideologis, politis dan budaya dari peradaban umat
manusia sampai abad ke VII masehi, namun pada saat yang sama menawarkan hazanah
petunjuk dan tata aturan tindakan bagi umat manusia yang ingin hidup dibawah nuangan dan
yang mencari makna kehidupan mereka didalamnya. Jika demikian itu halnya, maka
pemahaman terdapat ayat-ayat Al-Quran melalui penafsiran-penafsiran, mempunyai peranan
yang sangat besar bagi maju mundurnya umat, menjamin istilah kunci untuk membuka
gudang simpanan yang tertimbun dalam Al-Quran. Sebagai pedoman hidup untuk segala zaman
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Al-Qur'an
Pengertian al-Qur’an dan wahyu. Nama Al Qur’an muncul bukan hasil dari pemikiran manusia, namun nama Al Qur’an sendiri itu muncul di dalam kitab itu sendiri. Berawal dari pemikiran itulah muncul sebuah pendapat yang mengatakan bahwa Al Qur’an bukanlah hasil definisi dari sebuah kata, namun Al Qur’an adalah sebuah isim alam yang diiberikan Allah kepada kitab suci ini. Diantaranya adalah pendapat dari imam Syafi’i yang merasa tidak perlu mengupas asal usul pemberian nama ini, karena Allahlah yang memang memberi nama demikian, sama saja ketika Allah member nama Taurat dan Injil kepada nabi Musa dan nabi Isa AS.
Namun, beda ulama beda pendapat, beberapa ulama juga ada yang mengartikan bahwa Al Qur’an adalah hasil dari definisi sebuah kata, mereka berusaha menggali makna dan asal usul kata Al Qur’an, diantaranya adalah:
Al-zarkasi dalam kitab Al-Burhan fi Ulumil Quran menurunkan pendapat bahwa yang mengatakan Al Qur’an berasal dari kata “al qoryu” yang berarti “al-jam’u” atau “kumpulan”. Pengertian ini diangkat dari kebiasaan orang arab yang sering biasa mengucapkan kalimat “aku mengumpulkan air dalam kolam”. Alasannya, menurut al Roghib, karena Al Qur’an merupakan kumpulan buah kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya. Alasan lainnya, karena Al Qur’an menghimpun berbgai macam ilmu. Ini berarti, sejalan dengan keterangan Allah di dalam surah Al An’am ayat 38 yang mengatakan ;
“Tiadalah kami tidak mengalpakan sesuatu pun di dalam Al Kitab”.
Golongan Mutaakhirin, Al Qur’an berasal dari kata “qara’a” yang berarti dan yang bila diindonesiakan menjadi tampak, jelas atau gambling. Alasannya, karena orang yang membaca Al Qur’an berarti ia menampakkan.
Para tabi‟in juga memberikan perhatian yang sangat besar kepada Israiliyyat dan
Nasraniyyat. Mereka menerima berita-berita dari orang-orang Yahudi dan Nashrani yang
masuk Isam, kemudian mereka memasukkannya kedalam tafsir. Menurut keterangan yang
ditulis Hamka, para mufassir saat itu sangat berbaik sangka kepada pembawa berita. Mereka
menganggap orang yang telah masuk Islam tidak mau berdusta. Oleh sebab itu, para mufassir
saat itu tidak mengoreksi lagi khabar-khabar yang mereka terima.
Pengertian Wahyu adalah pemberitaun tuhan ke pada nabinya tentang hukum-hukum tuhan, berita-berita dan cerita-cerita dengan cara yang samar tetapi menyakinkan kepada nabi/rasul yang bersankutan, bahwa apa yang di terimanya adalah dari allah.
Al-wahyu atau wahyu adalah kata masdar, ia menujunkakan dua pengertian dasar, yaitu tersembuyi dan cepat , kata wahyu juga dimaksudkan al-muha ( iasim ma’ul) yang berrti di wahyukan. Mhammad Abduh mendefinisi wahyu sebagai pengetauan yang di adapi seseorang dari dalam dirinya dengan di sertai keyakinan bahwa pengetahuan tersebut datang dari Allah, baik berupa perantara ataupun tidak.
isi kandungan al-Qur’an
1. Aqidah
Adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib di miliki oleh setiap orang di dunia. Percaya ke pada Allah merupakan salah satuh bentuk aqidah.
2. Syariah
Al-quran adalah uuhan atau perinta kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan hukuman pada manusia yang bersalah, tentu saja berdasarkan al-quran seperti, jinayat, mu’amalat, munakahat, faraidh, dan jihad.
3. Akhlak
Aklahk adalah perilaku yang di miliki oleh manusia ada yang baik ( akhlakul Karimah )
maupun ada yang buruk ( Akhlakul Madzmumah )
kedudukan/fungsi Al-quran
Al-quran sebagai kitab Allah SWT. Menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran islam. Baik yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan Allah SWT. hubungan manusia terhadap sesamanya, dan hubungan manusia dengan alam sekitar.
Al-quran berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebagaian hidup di dunia maupun di akhirat.
sejarah dan kegunaan studi Al-quran
a). Pengertian studi al-qur’an
sebagaimana yang kita ketahui al-quran di turunkan dalam bahasa arab suatu bangsa yang kaya kosakata dan sarat makna. Secara etimologi ‘ulum al-quran terdiri dari dua kata yaitu ulum dan quran yang sama memiliki arti da maksud yang sama yakni membaca dan mengumpulkan. Secara bahasa kata ulum Al-quran di artikan kepada ilmu=ilmu yang berkaitan dengan Al-quran.
b). Sejarah studi Al-quran
Pada masa Nabi Ilum al-quran sebagai di siplin ilmu tidak lahir secara sekaligus, akan tetapi melalaui proses yang panjang sebernanya ulum quran sudah ada semenjak Rasulullah SAW. Di mana Nabi di tugaskan untuk meyampaikan wahyu sekaligus menjelaskan maksud dan kandungan al-quran kepada umatnya dalam rangkamembumikan makna-makna al-quran sebagai mana di tegasakan dalam beberapa ayat dalam al-quran.
Pada masa kulafa’ ar-Rasyidun.
Setelah rasulullah wafat, para sahabat sebagai penerus perjungan Rasullulah SAW berusaha menjelaskan berbagai persoalan yang berkaitan dengan kajian al-quran teruma setelah wilayah pemerintahan islam sebagian islam sehingga terjadi pembaruan antara bangsa arab dan non arab keadaan yang demikian itu di kawatirkan akan terjadinya perecahan di kalangan muslim tentang bacaan al-qura selama mereka tidak memiliki sebuah al-quran yang menjadi standar bagi bacaan mereka. Upaya mengatasi berbagai kehawatiran tersebut di lakukan peada masa sahabat dengan berbagai usaha, antara lain
Pada masa sahabat abu bakar r.a , Dilakukan usaha pengumpulan al-quran
Pada masa sahabat utsman , dilakukan usaha penyalinan dan penulisan al-quran yang di dasarkan pada bentuk penululisan yang asli sebagai mana tertuang dalm lembaran-lembaran al-qurn yang di tuliskan dan di kumpulkan pada masa abu bakar.
Pada masa sahabat ali bin abi tholib telah terjadi perkembangan baru dalam studi al-quran, karna bayak bangsa non arab yang masuk dalm tidak menguasai bahasa arab sehinga mempengaruhi penbacaan al-quran karena sebagaiaman yang kita ketahui mushaf utsmani tidak ada tanda baca dan tanda titik yang membedakan suatu huruf dengan huruf lainya. Maka sahabta ali memberikan insturuksi kepada abu al-aswad ad’du’ain upaya itu untuk menyusun kaidah-kaidah bahasa arab.
Autentikasi al-quran
1. pemeliharaan Al-qura pada masa Nabi
Berbicara tentang pemeliharaan al-quran pada masa nabi SAW termasuk dalm pembahasan ilmu jama’ al-quran. Kata al-jamak paling tidk memiliki dua makna
Mengafalnya dalam hati
Penulisan al-quran semuanya.
2. pengumpulan/pemeliharaan al-quran
pada masa abu bakar ahs-siddik. Setelah Rasulullah SAW wafat kepempinan islam di ambil ahli oleh abu bakar. pada masa pemerintahan nya abu baqar mendapatkan usulan dari umar bin khattab untuk menghimpun ayat-ayat al-quran dalam satu mushaf karena beliu kawatir kehilangan sebagian al-qur’an dengan wafatnya sebagian para penghafalnya. Ide umar itu pada awalnya di tolak khalifa abu bakar dengan alasan hal itu tidak perna di lakukan oleh nabi.
3. penulisan Al-quran pada masa utsman bin affan
Pada zaman pemerintahan ustman bin affan umat islam semakin bertambah yang berasal dari luar arab sehingga terjadi kesalahan dalam membaca ayat suci al-quran, kemudian dari pada itulah utsman membuat sebuah rancangan di man ayat suci al-quran di beri tanda baca agar tidak ada lagi kesalahan dalam membaca al-quran.
4. Bahasa Arab sebagai bahasa Al-qur’an
Allah mengutus sebgian bayak parah nabi di tana arab termasuk Muhahammad SAW yang merupakan nabi terakhir umat islam. Sehingga telah menjadi paten bahwa bahasa arab adalah bahasa al-quran. Apa maksudnya wallahu alam.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Al-Quran adalah sumber ajaran Islam. Kitab suci itu menempati posisi sentral, bukan saja dalam perkembangannya ilmu-ilmu ke-Islaman, tetapi juga merupakan inspirator, pemandu dan pemadu gerakan-gerakan umat Islam sepanjang 14 abad sejarah pergerakan umat ini
2. Pengertian Wahyu adalah pemberitaun tuhan ke pada nabinya tentang hukum-hukum tuhan, berita-berita dan cerita-cerita dengan cara yang samar tetapi menyakinkan kepada nabi/rasul yang bersankutan, bahwa apa yang di terimanya adalah dari allah.
3. sejara ilmu quran pada intinya di mulai semenjak nabi, dan hingga pada saat ini telah menjadi ilmu yang luas pengkajiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul djalal. Ulumul quran. Surabaya; dunia ilmu. 1420/2000M
Abd ar-mRahim. Al- Mu’jam al-Mustahalat al-qur’aniyah. I/15
Abdullah Saeed. Interpreting the quran. London and New York: Roudledge
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Al-Quran adalah sumber ajaran Islam. Kitab suci itu menempati posisi sentral, bukan
saja dalam perkembangannya ilmu-ilmu ke-Islaman, tetapi juga merupakan inspirator,
pemandu dan pemadu gerakan-gerakan umat Islam sepanjang 14 abad sejarah pergerakan
umat ini.
Al-Quran bagaikan samudra yang tidak pernah kering airnya, gelombangnya tidak
pernah reda, kekayaan dan hazanah yang dikandungnya tidak pernah habis, dapat di layari
dan diselami dengan berbagai cara, dan memberikan manfaat dan dampak yang luar biasa
bagi kehidupan umat manusia. Dalam kedudukannya sebagai kitab suci (Scripture) dan
mu‟jizat bagi kaum muslimin, Al-Quran merupakan sumber keamanan, sumber motivasi dan
inspirasi, sumber nilai dan sumber dari segala sumber hukum yang tidak pernah kering atau
jenuh bagi yang mengimaninya. Di dalamnya (Al-Quran) terdapat dokumen historis yang
merekam kondisi sosio ekonomis, religius, ideologis, politis dan budaya dari peradaban umat
manusia sampai abad ke VII masehi, namun pada saat yang sama menawarkan hazanah
petunjuk dan tata aturan tindakan bagi umat manusia yang ingin hidup dibawah nuangan dan
yang mencari makna kehidupan mereka didalamnya. Jika demikian itu halnya, maka
pemahaman terdapat ayat-ayat Al-Quran melalui penafsiran-penafsiran, mempunyai peranan
yang sangat besar bagi maju mundurnya umat, menjamin istilah kunci untuk membuka
gudang simpanan yang tertimbun dalam Al-Quran. Sebagai pedoman hidup untuk segala zaman
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Al-Qur'an
Pengertian al-Qur’an dan wahyu. Nama Al Qur’an muncul bukan hasil dari pemikiran manusia, namun nama Al Qur’an sendiri itu muncul di dalam kitab itu sendiri. Berawal dari pemikiran itulah muncul sebuah pendapat yang mengatakan bahwa Al Qur’an bukanlah hasil definisi dari sebuah kata, namun Al Qur’an adalah sebuah isim alam yang diiberikan Allah kepada kitab suci ini. Diantaranya adalah pendapat dari imam Syafi’i yang merasa tidak perlu mengupas asal usul pemberian nama ini, karena Allahlah yang memang memberi nama demikian, sama saja ketika Allah member nama Taurat dan Injil kepada nabi Musa dan nabi Isa AS.
Namun, beda ulama beda pendapat, beberapa ulama juga ada yang mengartikan bahwa Al Qur’an adalah hasil dari definisi sebuah kata, mereka berusaha menggali makna dan asal usul kata Al Qur’an, diantaranya adalah:
Al-zarkasi dalam kitab Al-Burhan fi Ulumil Quran menurunkan pendapat bahwa yang mengatakan Al Qur’an berasal dari kata “al qoryu” yang berarti “al-jam’u” atau “kumpulan”. Pengertian ini diangkat dari kebiasaan orang arab yang sering biasa mengucapkan kalimat “aku mengumpulkan air dalam kolam”. Alasannya, menurut al Roghib, karena Al Qur’an merupakan kumpulan buah kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya. Alasan lainnya, karena Al Qur’an menghimpun berbgai macam ilmu. Ini berarti, sejalan dengan keterangan Allah di dalam surah Al An’am ayat 38 yang mengatakan ;
“Tiadalah kami tidak mengalpakan sesuatu pun di dalam Al Kitab”.
Golongan Mutaakhirin, Al Qur’an berasal dari kata “qara’a” yang berarti dan yang bila diindonesiakan menjadi tampak, jelas atau gambling. Alasannya, karena orang yang membaca Al Qur’an berarti ia menampakkan.
Para tabi‟in juga memberikan perhatian yang sangat besar kepada Israiliyyat dan
Nasraniyyat. Mereka menerima berita-berita dari orang-orang Yahudi dan Nashrani yang
masuk Isam, kemudian mereka memasukkannya kedalam tafsir. Menurut keterangan yang
ditulis Hamka, para mufassir saat itu sangat berbaik sangka kepada pembawa berita. Mereka
menganggap orang yang telah masuk Islam tidak mau berdusta. Oleh sebab itu, para mufassir
saat itu tidak mengoreksi lagi khabar-khabar yang mereka terima.
Pengertian Wahyu adalah pemberitaun tuhan ke pada nabinya tentang hukum-hukum tuhan, berita-berita dan cerita-cerita dengan cara yang samar tetapi menyakinkan kepada nabi/rasul yang bersankutan, bahwa apa yang di terimanya adalah dari allah.
Al-wahyu atau wahyu adalah kata masdar, ia menujunkakan dua pengertian dasar, yaitu tersembuyi dan cepat , kata wahyu juga dimaksudkan al-muha ( iasim ma’ul) yang berrti di wahyukan. Mhammad Abduh mendefinisi wahyu sebagai pengetauan yang di adapi seseorang dari dalam dirinya dengan di sertai keyakinan bahwa pengetahuan tersebut datang dari Allah, baik berupa perantara ataupun tidak.
isi kandungan al-Qur’an
1. Aqidah
Adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib di miliki oleh setiap orang di dunia. Percaya ke pada Allah merupakan salah satuh bentuk aqidah.
2. Syariah
Al-quran adalah uuhan atau perinta kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan hukuman pada manusia yang bersalah, tentu saja berdasarkan al-quran seperti, jinayat, mu’amalat, munakahat, faraidh, dan jihad.
3. Akhlak
Aklahk adalah perilaku yang di miliki oleh manusia ada yang baik ( akhlakul Karimah )
maupun ada yang buruk ( Akhlakul Madzmumah )
kedudukan/fungsi Al-quran
Al-quran sebagai kitab Allah SWT. Menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran islam. Baik yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan Allah SWT. hubungan manusia terhadap sesamanya, dan hubungan manusia dengan alam sekitar.
Al-quran berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebagaian hidup di dunia maupun di akhirat.
sejarah dan kegunaan studi Al-quran
a). Pengertian studi al-qur’an
sebagaimana yang kita ketahui al-quran di turunkan dalam bahasa arab suatu bangsa yang kaya kosakata dan sarat makna. Secara etimologi ‘ulum al-quran terdiri dari dua kata yaitu ulum dan quran yang sama memiliki arti da maksud yang sama yakni membaca dan mengumpulkan. Secara bahasa kata ulum Al-quran di artikan kepada ilmu=ilmu yang berkaitan dengan Al-quran.
b). Sejarah studi Al-quran
Pada masa Nabi Ilum al-quran sebagai di siplin ilmu tidak lahir secara sekaligus, akan tetapi melalaui proses yang panjang sebernanya ulum quran sudah ada semenjak Rasulullah SAW. Di mana Nabi di tugaskan untuk meyampaikan wahyu sekaligus menjelaskan maksud dan kandungan al-quran kepada umatnya dalam rangkamembumikan makna-makna al-quran sebagai mana di tegasakan dalam beberapa ayat dalam al-quran.
Pada masa kulafa’ ar-Rasyidun.
Setelah rasulullah wafat, para sahabat sebagai penerus perjungan Rasullulah SAW berusaha menjelaskan berbagai persoalan yang berkaitan dengan kajian al-quran teruma setelah wilayah pemerintahan islam sebagian islam sehingga terjadi pembaruan antara bangsa arab dan non arab keadaan yang demikian itu di kawatirkan akan terjadinya perecahan di kalangan muslim tentang bacaan al-qura selama mereka tidak memiliki sebuah al-quran yang menjadi standar bagi bacaan mereka. Upaya mengatasi berbagai kehawatiran tersebut di lakukan peada masa sahabat dengan berbagai usaha, antara lain
Pada masa sahabat abu bakar r.a , Dilakukan usaha pengumpulan al-quran
Pada masa sahabat utsman , dilakukan usaha penyalinan dan penulisan al-quran yang di dasarkan pada bentuk penululisan yang asli sebagai mana tertuang dalm lembaran-lembaran al-qurn yang di tuliskan dan di kumpulkan pada masa abu bakar.
Pada masa sahabat ali bin abi tholib telah terjadi perkembangan baru dalam studi al-quran, karna bayak bangsa non arab yang masuk dalm tidak menguasai bahasa arab sehinga mempengaruhi penbacaan al-quran karena sebagaiaman yang kita ketahui mushaf utsmani tidak ada tanda baca dan tanda titik yang membedakan suatu huruf dengan huruf lainya. Maka sahabta ali memberikan insturuksi kepada abu al-aswad ad’du’ain upaya itu untuk menyusun kaidah-kaidah bahasa arab.
Autentikasi al-quran
1. pemeliharaan Al-qura pada masa Nabi
Berbicara tentang pemeliharaan al-quran pada masa nabi SAW termasuk dalm pembahasan ilmu jama’ al-quran. Kata al-jamak paling tidk memiliki dua makna
Mengafalnya dalam hati
Penulisan al-quran semuanya.
2. pengumpulan/pemeliharaan al-quran
pada masa abu bakar ahs-siddik. Setelah Rasulullah SAW wafat kepempinan islam di ambil ahli oleh abu bakar. pada masa pemerintahan nya abu baqar mendapatkan usulan dari umar bin khattab untuk menghimpun ayat-ayat al-quran dalam satu mushaf karena beliu kawatir kehilangan sebagian al-qur’an dengan wafatnya sebagian para penghafalnya. Ide umar itu pada awalnya di tolak khalifa abu bakar dengan alasan hal itu tidak perna di lakukan oleh nabi.
3. penulisan Al-quran pada masa utsman bin affan
Pada zaman pemerintahan ustman bin affan umat islam semakin bertambah yang berasal dari luar arab sehingga terjadi kesalahan dalam membaca ayat suci al-quran, kemudian dari pada itulah utsman membuat sebuah rancangan di man ayat suci al-quran di beri tanda baca agar tidak ada lagi kesalahan dalam membaca al-quran.
4. Bahasa Arab sebagai bahasa Al-qur’an
Allah mengutus sebgian bayak parah nabi di tana arab termasuk Muhahammad SAW yang merupakan nabi terakhir umat islam. Sehingga telah menjadi paten bahwa bahasa arab adalah bahasa al-quran. Apa maksudnya wallahu alam.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Al-Quran adalah sumber ajaran Islam. Kitab suci itu menempati posisi sentral, bukan saja dalam perkembangannya ilmu-ilmu ke-Islaman, tetapi juga merupakan inspirator, pemandu dan pemadu gerakan-gerakan umat Islam sepanjang 14 abad sejarah pergerakan umat ini
2. Pengertian Wahyu adalah pemberitaun tuhan ke pada nabinya tentang hukum-hukum tuhan, berita-berita dan cerita-cerita dengan cara yang samar tetapi menyakinkan kepada nabi/rasul yang bersankutan, bahwa apa yang di terimanya adalah dari allah.
3. sejara ilmu quran pada intinya di mulai semenjak nabi, dan hingga pada saat ini telah menjadi ilmu yang luas pengkajiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul djalal. Ulumul quran. Surabaya; dunia ilmu. 1420/2000M
Abd ar-mRahim. Al- Mu’jam al-Mustahalat al-qur’aniyah. I/15
Abdullah Saeed. Interpreting the quran. London and New York: Roudledge